Jumat, 02 Oktober 2015

Pra Mustahsan (Musyawarah Akhir Tahun Mahasantri) Darus Sunnah

Posted By: Unknown - 09.53
Etika, Dedikasi, dan Semangat Organisasi Santri Darus Sunnah
reported by: Faiz Nashrulloh Al Hakim. Pondok Pesantren Darus Sunnah kembali mengadakan kegiatan tahunannya, Mustahsan. Malam ini, merupakan acara pra mustahsan yang dihadiri oleh IHNA dan as-Syufah sendiri selaku panitia penyelanggara.
Untuk acara pra mustahsan ini, diadakan pelatihan seputar keorganisasian dengan menghadirkan dua orang Alumni yang memilki kredibiltas cukup mumpuni yang dibuktikan dengan biodata mereka.
Ahmad Fahri Aziz atau yang lebih akrab disapa kang Afa yang merupakan ketua angkatan “Antabena” menjadi pemateri pertama untuk sesi pra mustahsan pada tahun ini. Pria kelahiran Kudus, 18 Desember 1991 ini yang juga merupakan alumni Pesantren Darus Sunnah banyak mengikuti organisasi dan bergelut hingga tingkat nasinal. Sebut saja salah satunya ITLA, yaitu organisasi yang mewadahi anak-anak jurusan Bahasa Arab se-Indonesia. Ditengah-tengah kesibukannya sebagai Mahasntri Darus Sunnah, beliau merupakan ketua organisasi tersebut.
Beliau membuka kembali ingatan dan memperkenalkan ulang sosok Pak Kyai pada awal pembicarannya. Apa yang pemateri pertama utarakan ini, seakan-akan mencoba meneguhkan sosok Pak Kyai untuk menjadi contoh dalam bertindak. Bagaimana tidak, seorang Pak Kyai yang bergelut dibidang akademis hingga meraih gelar profesor dalam bidang hadis, juga merupakan seorang tokoh organisatoris. Hal itu terbukti dengan beberapa posisi penting di kancah nasional yang beliau duduki, seperti RAIS PBNU, dan Komisi Fatwa MUI Pusat. Selain itu, beliau juga seorang yang produktif dalam hal tulis menulis dengan dibuktikannya melalui karya-karya yang cukup banyak.
Beliau meneguhkan bahwa, keikutsertaan kita dalam berorganisasi merupakan suatu bentuk latihan dan persiapan untuk diterapkan di masyarakat kelak. Belajar saja tidak cukup, karena suatu saat ketika kita hidup dalam masyarakat kita akan dituntut banyak hal. Hal ini, hanya akan didapatkan dalam sebuah organisasi. Bagaiman kita membuat proposal, tor dan lain sebagainya akan diperoleh dengan berorganisasi.
Secara lebih khusus, kang Afa menyinggun tentang pengakaderan di Pesantren Darus Sunnah yang meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
1.      Semester 1      = Orientasi
2.      Semester 2      = Mengurus Kursus Bahasa dan Sanram
3.      Semester 3      = Panitia Mustahsan
4.      Semester 4      = Panitia SPMB
5.      Semester 5      = BPH ISDAR dan LSO
6.      Semester 6      = Panitia Wisuda
Tahapan diatas merupakan langkah pengajaran organisasi Pondok kepada Mahasantrinya.
Beliau melanjutkan dengan memaparkan definisi organisasi, yaitu suatu perkumpulan orang – orang yang memiliki visi dan misi yang sama. Oleh karena itu, kata beliau setiap anggota suatu organisasi tidak boleh memiliki pandangan yang berbeda. Ketika ada perbedaan maka harus segera disamakan agar dapat berjalan beriringan dengan baik.
Selain itu, hal penting yang juga perlu dimiliki oleh anggota suatu organisasi adalah Sense of Belonging (rasa memiliki). Ketika seorang memiliki rasa memiliki maka ia akan totalitas dalam bekerja. Kemampuan kerja tim juga merupakan hal yang beliau katakan harus dimiliki dalam berorganisasi. Hal penting lain adalah rasa tanggung jawab, karena ketika seseorang merasa memiliki tanggungjawab akan menumbuhkan sikap bahwa dirinya penting dan dibutuhkan dalam organisasinya. Sehingga dia sadar bahwa dirinya harus memberikan kontribusi pada organisasi yang diikutinya.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh pemimpin sebuah organisasi adalah Gratifikasi. Ketika anggotany telah memberikan kontribusi maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya, maka seorang pemimpin harus memberika reward kepada mereka.

Pemateri berikutnya adalah M. Fahmi Saifuddin. Tapi karena beliau adalah orang sunda dan susah ngomong Saifuddin, maka jadilah Saepuddin. Beliau pun lebih akrab disapa kang Aep.Pri kelahiran Majalengka 14 Desember 1992 ini memberikan materi tentang Paradigma Organisasi. Sementar, kang Afa ketua ITLA, kang Aep adalah sekretarisnya, cucok.
Agaknya arah tujuannya beliau menekankan betapa pentinyang seseorang berorganisasi. Paradigma yang mungkin ingin beliau sampaikan adalah kesalahan jika menganggap berorganisasi tidak penting dan menganggu kuliah. Terkait ini beliau pun memiliki motto Bekerja keraslah karena hanya yang keras yang mampu bekerja, makasudnya ... ???

Hanya sedikit materi yang terangkum dari penjelasan beliau, bahwa seorang organisatoris harus mampu membagi waktu. Ketika seseorang terjun dalam organisasi maka harus bersiap dengan segala konsekuensinya. Namun, hal yang perlu dicontoh dari beliau adalah meskipun sibuk dengan berbagai macam urusan organisasi, ngaji di pondok adalah suatu hal yang utama dan tidak dapat ditinggalkan.
Peserta Mustahsan
Obrolan Mustahsan

Penyerahan Cineram Mata untuk Pemateri

About Unknown

IHNA adalah singkatan dari Ittihadu Marhalatina. IHNA adalah nama sebuah angkatan mahasantri di Pondok Pesantren Darus Sunnah yang diasuh oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya'kub, MA.

0 komentar:

Posting Komentar

Ads

Iklan Murah Meriah

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Designed by Templatezy