Rabu, 25 November 2015

Komunikasi Nonverbal dan Perbedaan Simbol

Posted By: Fera Rahmatun Nazilah - 18.08
Posted by Fera Rahmatun nazilah


        
      Pernahkan kalian mengisyaratkan persetujuan dengan mengacungkan jempol? Pernahkah kalian tersenyum kepada orang yang baru dikenal? Atau pernahkah kalian memberhentikan angkutan umum dengan cara melambaikan tangan? Nah, kalau merasa pernah atau bahkan sering berarti kalian berkomunikasi nonverbal dengan menggunakan isyarat dan simbol-simbol.
Terdapat dua cara komunikasi yang digunakan manusia, yaitu verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yaitu komunikasi menggunakan lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi menggunakan simbol-simbol, ekspresi wajah, gerakan tubuh, keadaan suatu tempat dan lain-lain.
            Dan menurut para ahli komunikasi justru komunikasi nonverbal 75% lebih terpercaya dibandingkan dengan komunikasi verbal. Orang lebih mempercayai komunikasi nonverbal karena lisan bisa saja berbohong dan tulisan bisa saja direkayasa, tetapi orang biasanya menunjukkan keadaan yang sesungguhnya saat mengungkapkan komunikasi non verbal.
            Tahukan kalian bahwa simbol-simbol komunikasi nonverbal yang sering kita gunakan ternyata memiliki makna yang berbeda-beda?
1.      Budaya memberikan tip atau uang tambahan kepada orang yang telah memberikan pelayanan terbaik
Bagi orang-orang Eropa dan Amerika memberikan tip adalah hal yang wajar dan malah dipandang patut dilakukan karena menjadi kebiasaan setempat. Sedangkan pemberian tip di Jepang dianggap sebagai penghinaan atau melecehkan status sosial orang yang diberi, hal itu bisa melukai perasaan. Nah, jadi kalau kalian berkunjung ke Jepang jangan sekali-kali memberi tip karena mereka akan tersinggung.
2.      Tersenyum pada orang asing
Di Indonesia senyum adalah bentuk keramahan dan tegur sama yang khas, sedangkan di Rusia senyuman kepada orang lain bertanda saling suka atau mencintainya. Maka dari itu, jangan heran yah apabila mereka seringkali terlihat cuek, karena senyumannya hanya untuk orang yang disukai atau dicintainya, hihi
3.      Menyisakan makanan saat jamuan makan.
Di Indonesia tamu yang tidak menghabiskan jamuan makan yang diberikan oleh tuan rumah dianggap tidak sopan atau bahkan menyinggung. Orang Madura dan batak bahkan menganggap penolakan tawaran makan sebagai penghinaan. Namun sebaliknya, di negeri China tradisi menghabiskan makanan di piring dipandang tidak sopan dan tidak patut karena dianggap sebagai penghinaan bahwa tuan rumah tidak mampu memberikan jamuan makan yang lebih bagi tamunya.
4.      Menyembunyikan tangan saat berbincang dengan lawan bicara.
Terkadang ketika berkomunikasi sambil berdiri kita memasukkan tangan kita ke dalam kantung, entah karena gugup, kebiasaan atau karena tak menyadari. Namun di Jerman, kebiasaan menyembunyikan tangan ke dalam kantung saat berbicara dianggap tidak sopan atau tidak menghormati lawan bicara. Begitu pula ketika sedang berada dalam jamuan makan, hendaknya meletakkan tangan di atas meja makan dan bukan menyembunyikannya di bawah meja.
5.      Melambaikan tangan ketika memberhentikan kendaraan umum
Masyarakat Indonesia biasanya melambaikan tangan ketika hendak menyewa taksi, memberhentikan bus atau menaiki angkutan umum lainnya. Namun di Korea Selatan, menyewa kendaraan umum dengan cara melambaikan tangan dianggap tidak sopan karena lambaian tangan di sana adalah tanda memanggil anjing peliharaan.
6.      Mengacungkan jempol.
Kita sering mengisyaratkan persetujuan dengan mengacungkan jempol dengan maksud berkata setuju atau oke. Namun, di Iran, Italia, Afganistan dan Yunani mengacungkan jempol merupakan bentuk terserah atau pengabaian. Jadi, jangan heran apabila mereka mengacungkan jempol namun bersikap tak acuh ya. :D
7.      Menyatakan persetujuan atau ok dengan membulatkan ibu jari dan telunjuk
Di Indonesia membulatkan ibu jari dan telunjuk juga bermakna oke atau setuju. Namun di Turki dan Yunani isyarat itu bermakna persetujuan untuk sesuatu yang vulgar. Wah berbeda jauh ya.
Ternyata setiap simbol dan budaya di setiap negara berbeda-beda yah, hal yang menurut masyarakat Indonesia merupakan keramahan belum tentu bermakna sama di negara lain. Atau isyarat yang bermakna positif di Indonesia belum tentu dimaknai dengan makna yang positif di negara lain. Hal itu merupakan salah satu kekurangan dari komunikasi nonverbal yang maknanya terbatas.
Tetapi terlepas dari itu semua yuk kita perluas lagi ilmu dan pengetahuan kita supaya tidak salah dalam bersikap. J

Referensi : Antropologi Agama (Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA dan Kholis Ridho, M. Si)

About Fera Rahmatun Nazilah

IHNA adalah singkatan dari Ittihadu Marhalatina. IHNA adalah nama sebuah angkatan mahasantri di Pondok Pesantren Darus Sunnah yang diasuh oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya'kub, MA.

0 komentar:

Posting Komentar

Ads

Iklan Murah Meriah

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Designed by Templatezy