Minggu, 25 Oktober 2015

Hawa Nafsu

Posted By: Unknown - 08.47
Di antara hal yang sangat perlu diluruskan adalah penggunaan kata hawa (selera/keinginan). Bagaimana maksudnya?

Konsentrasi....Karena banyak orang yang belum tahu dan bingung tentang akan hal ini.
            Banyak orang mengikuti jangan mengikuti hawa nafsumu...! padahal yang sebenarnya ingin dan seharusnya dikatakan adalah jangan mengikuti hawamu. Kata nafsu adalah kata dalam bahasa arab yang berarti jiwa. Bagaimana mungkin kita di perintahkan untuk meninggalkan jiwa kita? Yang di perintahkan adalah meninggalkan hawa, bukan meninggalkan nafsu. Yamg dilarang adalah mengikuti hawa, bukan mengikuti nafsu. Bolehlah dikatakan yang dilarang adalah mengikuti hawa nafsu (selera/keinginan jiwa) karena dalam hal ini ungkapan hawa nafsu berarti selera/keinginan jiwa. Tapi salah besar jika dikatakan kita dilarang mengikuti nafsu.
            Perlu diperhaikan, hawa adalah seluruh apa yang menyalahi kebenaran. Tidak ada hawa yang baik. Dari sinilah yang nanti dapat memunculkan kebingungan banyak orang yang akan disebutkan nanti insyaallah.
            Sebetulnya  permasalahan utama bukan pada ungkapannya. Akan tetapi pemahaman yang muncul dari ungkapan itu. Apabila ungkapannya berbeda tapi maksudnya sama dan benar, itu tidak masalah. Yang bermasalah ialah salah faham yang berkesinambungan hanya karena satu kata yang salah penggunaan.
            Kemudian muncul pertanyaan.sejauh mana kesalahan yang muncul akibat salah ungkapan ini? Sebelum masuk kesitu, kita perlu tahu terlebih dahulu sejauh mana kesalahan ungkapan ini.
Dalam Alqur’an disebutkan..
ولاتتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله
Jangan kamu mengikuti hawa, (jika kau ikuti) maka hawa akan menyesatkanmu dari jalan Allah. (Q.S shad : 26)
#Tidak diartikan jangan mengikuti nafsu.
فإن لم يستجيبوا لك فاعلم أنما يتبعون أهواءهم.
Jika mereka tidak menurutimu, maka ketahuilah bahwa mereka mengikuti hawa mereka (Q.S Al qashas : 50)
#Tidak dikatakan maka ketahuilah bahwa mereka mengikuti nafsu mereka
أرأيت من اتخذ إلهه هواه
Apakah kau melihat orang yang menjadikan hawanyab sebagai Tuhannya? (Q.S Alfurqon : 43)
#Tidak dikatakan orang yang menjadikan nafsunya sebagai tuhannya.
و أما من خاف مقام ربه و نهى النفس عن الهوى. فإن الجنة هي المأوى.
Adapun orang yang takut akan kedudukan tuhannya dan mencegah diri atau jiwanya dari hawa, maka surga adalah tempat tinggalnya. (Q.S An naziat : 40-41)
Dan banyak lagi ayat yang satupun tidak menyebutkan larangan mengikuti nafsu. Karena nafsu itu artinya jiwa. Siapa diantara kita yang bisa memahami dan mengamalkan jika yang dilarang adalah mengikuti jiwa (nafsu) kita? Apa maksudnya? Dari sini kita tahu bahwa yang dilarang adalah mengikuti hawa (selera/keinginan) kita, bukan nafsu (jiwa) kita.
Begitu juga dalam hadits:
وأما المهلكات فشح مطاع وهو منبع وإعجاب المرء بنفسه
Adapun hal-hal yang dapat membinasakan adalah rasa kikir yang di taati, hawa yang diikuti, dan perasaan kagum terhadap dirinya sendiri.
Bagaimana bentuk kesalahfahaman yang muncul karena bingungdalam masing-masing dari hawa dan nafsu?
Pemahaman ini akan berakibat pada salah pemahaman dalam setiap hal yang berkaitan dengan hawa/hawa nafsu. Misalnya orang akan berkata “tidak semua hawa/hawa nafsu itu salah dan tidak benar, karena ada nafsu yang disebut dengan nafsu muthmainah.”
Ini sama sekali perkataan yang didalamnya tidak terdapat korelasinya. Pertama mengatakan hawa itu begitu.. kemudian memberikan alasan, karena nafsu itu begini dan begitu..  sama saja mengatakan kartu pelajar itu tidak semuanya dibuat untuk pelajar. Karena ada pelajar yang sering belajar. Apa maksudnya?? Apa kaitannya?? Sama saja yang mengatakan hawa nafsu itu begini dan begitu, karena nafsu itu begini dan begitu. Selain itu, ia akan selalu bingung dan bingung jika membahas masalah hawa nafsu. Karena dasarnya sudah bingung. Bagaimana mau mengamalkan dengan baik jika tidak faham?

Kemudian, coba perhatikan.. apabila tidak faham masalah ini akibatnya sangat fatal. Karena dia tidak bisa mengamalkan setengah dari syarat yang disebutkan dalam surat an naziat untuk masuk surga. Bagaimana mungkin mengamalkannya dengan baik sedangkan dia tidak faham dengan baik??


 Sumber gambar : http://www.belajarilmuladuni.com/

About Unknown

IHNA adalah singkatan dari Ittihadu Marhalatina. IHNA adalah nama sebuah angkatan mahasantri di Pondok Pesantren Darus Sunnah yang diasuh oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya'kub, MA.

0 komentar:

Posting Komentar

Ads

Iklan Murah Meriah

Copyright © 2015 All Rights Reserved

Designed by Templatezy